Rabu, 07 April 2010

Lombok & Sasak Bertanya

Lombok- Sasak Mencari Jati Diri
Lombok dan sasak adalah dua kata yang berbeda, makna yang berbeda, filosofis yang berbeda, sejarah yang berbeda. A Teeuw ahli Sastra Indonesia dari belanda mengatakan bahwa istilah atau kata “Sasak” adalah refleksi dari jatidiri masyarakat Lombok. istilah-kata “sasak” dalam Lombok di Kompas; sebuah kebiasaan masyarakat yang sering menggunakan ikat kepala dengan kain warna putih pada masa itu. Seorang pneliti yang bernama Rulof Goris dari belanda menyatakan bahwa istilah “sasak” adalah sebuah alat transportasi yang berupa kumpulan bambau dan itu disebut sebagai “sak-sak”, sedangkan M Yamin, Pemerhati budaya Sasak di kompas mengatakan bahwa istilah “sasak” berarti apapun. Penjelasan yang kontrovesi antara budayawan belanda dan budayawan Lombok belum dapat meyakinkan akan kebenaran-kesahihan penjelasannya mereka karena, adanya sebuah budaya atau istilah yang digunakan mempunyai hubungan yang erat dengan penamaan dan yang dinamakan bahkan akhli filsafat seperti Socrates dan plato mencari sebuah kebenaran dengan mendalami istilah-istilah yang digunakan untuk mencari sebuah kebenaran. Jadi istilah-kata-symbol “sasak” mempunyai makna yang menggambarkan secara luas mengenai masyarakatnya. Mengenai istilah di atas yang dijelaskan oleh para budayawan hanyalah pendefinisian para colonial yang telah masuk di Lombok pada abad ke-5 sampai pada abad ke-6.


The Pure of Sasak-Lombok 

Nasrudin dan Dubel Driwantoro, adalah arkeolog bidang sejarah pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional menemukan artefak paleolitik (900.000 tahun lalu) di desa Senkere, Desa Pelambek, Lombok Tengah, 24 Februari 2000. Adapun penemuan mereka berupa subfosil tulang kering kerbau purba, serut tipe tapal kuda, kapak berimbas, kapak pentak, peralatan serpih dan bahan bantuan basal dan marmer. Temuan-temuan itu mengidentifikasikan bahwa sebelum Bali-Jawa-Belanda-Jepang masuk ke Lombok sudah ada sebuah masyarakat yang membentuk sebuah kebudayaan yang sampai sekarang masih menjadi misterius dan kita tidak mengetahui entah ketahui kemana bukti-bukti yang menjadi tonggak budaya sasak. Gunung Pirang yang berada di Desa Teruwai, Lombok Tengah yang menjadi saksi bahwa adanya sebuah kelompok yang membentuk sebuah budaya yang hidup dizamannya. Yang membuktikan bahwa adanya sebuah kelompok yang mempunyai sebuah budaya adalah ditemukannya sebuah alat prosesi pemakaman dan tulan paha yang hidup pada abad ke-4 mashi. Bukti lain juaga ditemukan ditempat yang sama adalah sebuah kendi yang ditaruh di bagian kaki jasad manusia. Pada abad ke-11, sebuah tong-tong perunggu berangka tahun 1077 masehi ditemukan di Desa Pujungan Tabanan Bali yang ditulis dengan menggunakan huruf kuadrat bertuliskan “Sasak Dana Prihan Srih Jaya Nira” yang artinya benda ini adalah pemberian dari orang sasak. Penemuan tersebut membuat saya makin berkeyakinan bahwa budaya yang yang sesungguhnya dimiliki sasak bukan seperti yang kita lihat saat ini. Sebuah Perahu tong-tong perunggu menunjukan sebelum masuknya colonial di Lombok ada sebuah hasil karya cipta masyarakt sasak yang maha indah.

Tidak ada komentar: